Tingkat Pemahaman Masyarakat Pasca Edukasi Konservasi Tuntong Laut (Batagur borneoensis) di Kawasan Kabupaten Aceh Tamiang
DOI:
https://doi.org/10.22373/jim.v2i1.600Keywords:
Tuntong Laut, konservasi, etnozoologiAbstract
Tuntong Laut (Batagur borneonsis) adalah salah satu spesies yang hampir punah. Pemanfaatan Tuntong Laut oleh manusia menyebabkan populasi Tuntong Laut mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etnozoologi masyarakat Desa Pusong Kapal dan Desa Kuala Genting sebagai salah satu upaya pelestarian Tuntong Laut di kawasan Konservasi Pantai Cemara dan Konservasi Desa Pusong Kapal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dilakukan secara survey eksploratif. Hubungan antara aktifitas masyarakat terhadap pelestarian Tuntong Laut diketahui berdasarkan pemahaman masyarakat terhadap mendapatkan telur, mengkonsumsi telur, dan dampak pelestarian Tuntong Laut pasca edukasi yang telah dilakukan oleh pihak konservasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yang ditujukan kepada masyarakat Desa Pusong Kapal dan Desa Kuala Genting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pusong Kapal dan Desa Kuala Genting mendapatkan telur langsung dari sarang dan penjual ilegal satu tahun sekali pada saat musim bertelur. Setengah dari jumlah masyarakat mengkonsumsi telur Tuntong Laut. Telur digunakan sebagai makanan dan obat. Masyarakat menyadari bahwa pemanfaatan telur berdampak negatif terhadap pelestarian Tuntong Laut. Masyarakat dapat memahami pentingnya pelestarian Tuntong Laut pasca edukasi yang telah dilakukan oleh pihak konservasi, namun pemanfaatan telur Tuntong Laut masih dilakukan.
References
Andersen, S. K., Staerk, J., Kalhor, E., Natusch, D. J. D., da Silva, R., Pfau, B., & Conde, D. A. (2020). Economics, life history and international trade data for seven turtle species in Indonesian and Malaysian farms. Data in Brief, 34.
Andiny, P., Wahyuningsih, P., Meutia, R., & Junita, A. (2022). Perancangan Desatinasi Branding desa Wisata Pusong Kapal Kecamatan Seruway kabupaten Aceh Tamiang. Buletin Al-Ribaath, 19(1).
Dinas Pangan Kelautan dan Perikanan Aceh Tamiang. (2014). Rencana kerja dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014.
Guntoro, J. (2010). Sebuah pengantar mengenal Tuntong Laut (Batagur borneoensis) dan bakau. Lembaga Satu Cita: Aceh Tamiang.
Hernawan, E., Basuni, S., Masy’ud, B., & Kusrini, M. D. (2018b). Partisipasi Stakeholder Tuntong Laut di Kabupaten Aceh Tamiang. Media konservasi, 23(3): 226-235.
Novriyanti, dkk. 2014. Pola dan nilaLokal Etnis dalam Pemanfaatan Satwa pada Orang Rimba BukitDuabelas Provinsi Jambi. Jurnapenelitian hutan dan konservasialam. Vol. 11. No. 3.
Parafianto T., Mulia, Z., Prabudi, F., Anrozi, R., Rakhmanissazly, A., Purbasari, A.D., YSLI. (2020). Pelestarian Spesies Tuntong Laut (Batagur borneoensis) Di Kawasan Konservasi Ujung Tamiang. Itenas.
Pertamina EP. (2019). Penyusunan Rencana Induk Kawasan Ekowisata Pesisir Seruway Kabupaten Aceh Tamiang.
Semiadi. 2007. Pemanfaatan Satwa Liar dalam Rangka Konservasi dan Pemenuhan Gizi Masyarakat.Jurnal Zoo Indonesia. Vol 16.No.2.
Setyoko, S., Indriaty., Desy, R., Pandia, E.S. (2019). Etnozoologi Masyarakat Pesisir Seruway Aceh Tamiang Dalam Konservasi Tungtong Laut (Batagur Borneoensis). Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(1), 46–54.
Zubaidah, S., Norhusna, A.H., Hamamah, F.Y. (2012). Kajian penggunaan hewan bagi Perobatan Tradisional dalam Kalangan Masyarakat Pribumi di Asia. Malaysia journal of society Vol 8(3).