Interaksi Sosial dan Pandangan Masyarakat Terhadap Pekerjaan Pemulung di Kota
Keywords:
Pemulung, interaksi sosial, persepsi masyarakatAbstract
This study examines the social interactions between urban communities and scavengers, specifically in the city of Banda Aceh. Scavenging work in Banda Aceh is notably organized in a single village. While scavengers carry out their activities like those in other cities, their social interactions both among themselves and with others exhibit significant dynamics. Their settlement as a community and relationships with nearby residents have created social impacts related to humanity, public order, emerging values, conflict, and solidarity. The core issues explored in this study include the scavengers’ presence, which reflects urban slums in the city, their social interactions, and their human-centric coexistence with the broader society. The aim of this study is to reveal the interaction patterns between scavengers and the urban community in Banda Aceh and to analyze the public’s perceptions of scavenging as a profession. This research employs a field study (field research) approach, with data collected directly from the field. The snowball sampling technique was used to select research informants. The findings indicate several forms of manipulative behavior observed among beggars in Banda Aceh, such as pretending to be blind, feigning physical disabilities, exploiting children, claiming to be solitary, or posing as charity solicitors. First, the community perceives the growing presence of beggars in Banda Aceh as a concerning reality, with some allegedly organized by certain individuals. Second, beggars cite various reasons for their activities, including economic necessity, physical limitations preventing work, lack of specific skills, and limited job opportunities
Abstrak
Studi Ini mengkaji tentang interaksi sosial antara masyarakt kota dengan pemulung, khususnya yang berada di Kota Banda Aceh. Pekerjaan pemulung di kota Banda Aceh termasuk yang teroganisir di satu desa. Mereka melakukan aktifitas sebagaimana pemulung lainnya namun dalam hal interaksi sosial baik sesama dan dengan pihak lain mengalami banyak dinamika. Mulai dari menetapnya mereka secara kelompok hingga hubungan dengan warga sekitarnya, memunculkan dampak sosial bekaitan dengan kemanusian, ketertiban umum, nilai baru, konflik dan kebersamaan. Permasalahan yang menjadi masalah dalam kajian ini adalah keberadaan pemulung mendiami kawasan mencerminkan kawasan kumuh di kota, interaksi sosial, dan namun atas nama kemanusian mereka hidup berinteraksi seperti masyarakat pada umumnya. Tujuan kajian ini adalah ingin mengungkapkan pola interaksi antara pemulung dan padangan masyarakat kota Banda Aceh, serta melihat bagaimana pandangan masyarakat terhadap pekerjaan pemulung di kota. Metode yang di gunakan dalam kajian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu jenis penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Dalam menentukan informan penelitian menggunakan teknik snowball sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Bentuk manipulatif yang dilakukan pengemis ialah pengemis berpura-pura buta yang kerap beraksi di lampu merah Kota Banda Aceh, berpura-pura menjadi penyandang disabilitas Fisik, eksploitasi anak, berpura pura hidup sebatang kara, dan berkedok sumbangan amal. Kedua masyarakat beranggapan bahwa realitas kehidupan pengemis yang menjamur di kota Banda Aceh, dan ada dari mereka saat ini diorganisir oleh oknum-oknum. Ketiga alasan para pengemis memilih melakukan kegiatan mengemis ialah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk bekerja, tidak mampu bekerja karena tidak memiliki keahlian khusus, dan kurangnya lapangan pekerjaan.
References
Abdillah. 2019. “Studi Karakteristik Kehidupan Sosial Dan Ekonomi Pemulung Di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar.” Jurnal Environmental Science 2.
Akhmadi, Agus. 2019. “Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia.” Jurnal Diklat Keagamaan, 13.
Alawiyah, Nofal Liata. Tuti. 2024. “Masyarakat Nelayan Dalam Merawat Multikulturalisme.” Subtantia 26. doi: 10.22373/substantia.v26i1.25442.
Alawiyah, Tuti, and Farhan Setiawan. 2021. “Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kearifan Lokal Pada Masyarakat Desa.” Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) 15(2). doi: 10.24815/jsu.v15i2.22392.
Antonius. 2018. Rolusi Dengan Sesama. Jakarta: Penerbit: Elex Media Komputindo.
Fmahato. 2022. Model Pembelajaran. Jakarta: Penerbit: Nas Media Pustaka.
Hazami, Mairul. 2024.“Ketua Dinas Sosial Di Banda Aceh.”
Kun Maryati, Juju Suryawati. 2020. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Penerbit: Alprin.
Lestari, Ryan Trisna Pebri. 2020. “Interaksi Sosial Peserta Didik Di Lingkungan Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Di SMA Negeri 2 Kayuagung,” Nusantara.” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 7.
Liata, Nofal. 2020. “Relasi Pertukaran Sosial Antara Masyarakat Dan Partai Politik.” Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) 1(1). doi: 10.22373/jsai.v1i1.483.
Margono. 2011. Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit: Kencana Prenada Media Group.
Murdiyanto, Eko. 2015. Sosiologi Perdesaan Pengantar Untuk Memahami Masyarakat Desa. Yogyakarta: Penerbit: Veteran.
Setiadi, Elly M. 2016. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Tumanggor, Rusmin. 2014. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Jakarta.
Umam, Chotibul. 2012. Pendidikan Ahklak Islam. Jakarta: Penerbit: Gue Pedia.
Ury, Wiliam. 2021. Kekuatan Kata Tidak. Jakarta: penerbit: Ufuk.
Yasir. 2020. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Penerbit: Deepublish.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Bella Umairah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.