Tarian Seukat dan Respons Masyarakat Panton Reu Aceh Barat

Authors

  • Alfi Mursyida Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh
  • Abd Madjid Universitas Islam Negeri Ar-Raniry ,Banda Aceh

Keywords:

Tari Seukat, Warisan Budaya , Persepsi publik

Abstract

This study explores the complex interplay between tradition, religion, and contemporary culture by examining public perceptions of the Seukat dance in Panton Reu, West Aceh. Deeply embedded in the region's cultural heritage, the Seukat dance has historically been a vital component of Aceh's cultural landscape. However, it now faces challenges stemming from shifting societal norms and evolving interpretations of religious practices. Employing a qualitative research methodology, the study investigates the diverse attitudes and beliefs of the local community toward the Seukat dance. Data were gathered through in-depth interviews, participant observations, and document analysis. The findings reveal a nuanced spectrum of public opinion: supporters highlight the dance's role in preserving cultural heritage and promoting spiritual values, while critics express concerns about modifications in its performance, particularly regarding attire and style, which they perceive as potential deviations from Islamic principles central to Acehnese culture. The study concludes that the Seukat dance transcends mere entertainment, serving as a vital symbol of Acehnese identity and a medium for expressing religious values through cultural expression. Its resilience amidst evolving social dynamics underscores the enduring significance of cultural traditions. However, ongoing debates about its interpretation and performance underscore the necessity for a deeper understanding of the interaction between tradition and modernity in Aceh.


Abstrak

Penelitian ini menggali hubungan rumit antara tradisi, agama, dan budaya kontemporer, dengan fokus pada persepsi publik terhadap tari Seukat di Panton Reu, Aceh Barat. Tarian Seukat, yang berakar kuat dalam warisan budaya setempat, telah menjadi bagian penting dari lanskap budaya wilayah tersebut. Namun, tarian ini telah menghadapi tantangan belakangan ini karena norma masyarakat yang berkembang dan interpretasi praktik keagamaan. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk memahami kompleks sikap dan keyakinan masyarakat setempat terhadap tari Seukat. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Temuan ini mengungkapkan gambaran opini publik yang bernuansa, dengan pendukung menekankan peran tarian dalam melestarikan warisan budaya dan mempromosikan nilai-nilai spiritual. Sebaliknya, para masyarakat yang kontra akibat perubahan penyajian tarian seukat mengungkapkan keprihatinan tentang potensi penyimpangan dari prinsip-prinsip semangat keIslaman dalam budaya Aceh, terutama mengenai pakaian dan gaya pertunjukannya. Studi ini menyimpulkan bahwa tarian Seukat lebih dari sekadar bentuk hiburan; itu berfungsi sebagai simbol identitas Aceh yang kuat dan kendaraan untuk ekspresi nilai agama dalam bentuk budaya. Kegigihan tarian di tengah kondisi sosial yang berubah menyoroti ketahanan tradisi budaya. Namun, perdebatan yang sedang berlangsung seputar interpretasi dan pertunjukan tarian menggarisbawahi perlunya pemahaman yang bernuansa tentang interaksi antara tradisi dan modernitas di Aceh.

References

Abidin, Zainal. 2016. “Menanamkan Konsep Multikulturalisme Di Indonesia.” Jurnal Dinamika Global 01.

Adnan, M. 2020. Sejarah Dan Perkembangan Seni Tari Tradisional Aceh. Banda Aceh: Lembaga Kebudayaan Aceh.

Ariyani, Dellya, and Fajri Chairawati. 2018. “Penari Dan Pemahamannya Terhadap Pesan Dakwah Dalam Syair Tari Rateeb Meuseukat.” Al-Idarah: Jurnal Manajemen Dan Administrasi Islam 2(1):1. doi: 10.22373/al-idarah.v2i1.3391.

Azizah, N. 2017. “Tari Rateb Meuseukat Sebagai Warisan Budaya Aceh Di Kalangan Generasi Muda.” Jurnal Seni Dan Budaya Nusantara 15.

Bate, Nikodemus. 2023. “Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebagai Bentuk Aktivitas.”

Bate, Nikodemus, Bernabas Wani, Yunita Weli, and Helena Etriana Jaun. 2023. “Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebagai Bentuk Aktivitas.” Edukasi Citra Olahraga 3(2):82–90.

BPS. 2021. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Aceh Barat. Aceh Barat.

BPS. 2024. “Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat (Jiwa), 2021-2023.”

Fahmi, Z. 2018. “Eksistensi Tari Tradisional Seukat Dalam Kegiatan Sosial Budaya Masyarakat Aceh.” Jurnal Seni Dan Budaya Indonesia 15.

Hadi, Sumandiyo. 2000. Sosiologi Tari Sebuah Wacana Pengenalan Awal. Printing 1. yogyakarta.

Hasanah, Ulfatun. 2013. “Keberadaan Tari Rateb Meuseukat Pada Masyarakat Aceh Di Kabupaten Nagan Raya.” 10.

Hasanuddin, Syahrul. 2022. “Tarian Rateb Meuseukat: Sejarah Dan Makna Dalam Konteks Budaya Aceh.” Jurnal Seni Dan Budaya Aceh 5.

Herawati, Yusra dan. 2018. Seni Tari Tradisional Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Press.

Ibrahim, M. Yusuf. 2019. “Rateb Meuseukat: Simbol Dakwah Dan Kebudayaan Aceh.” Jurnal Kebudayaan Nusantara, 3.

ISBI. 2019. “Tari Rateb Meuseukat.” Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.

Ismawardi. 2018. “Syari’at Islam Dalam Lingkup Keberagaman Masyarakat Aceh.” Bidayah: Studi Ilmu-Ilmu Keislaman 9(2):165–82.

Munazir, M. 2020. Seni Tari Aceh Dan Identitas Budaya. Banda Aceh. Penerbit Serambi.

NOA.CO.ID. 2022. “Tari Tradisional ‘Rateb Meuseukat’ Berawal Dzikir.” PT. Media NOA Indonesia.

Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat. 2024. “Tingkatkan Pemahaman Keagamaan Bagi Masyarakat Pemkab Aceh Barat Gelar Majelis Taklim.” Website Resmi Pemerintah Aceh Barat.

Sulaiman. 2018. “Tradisi Zikir Dalam Tarian Rateb Meusukat Di Aceh.” Jurnal Kebudayaan Aceh2 7.

Downloads

Published

2024-03-30

How to Cite

Mursyida, A., & Madjid, A. (2024). Tarian Seukat dan Respons Masyarakat Panton Reu Aceh Barat. Jurnal Perspektif Sosiologi Indonesia, 1(1), 1–20. Retrieved from https://jim.ar-raniry.ac.id/jupsi/article/view/700

Issue

Section

Articles