Jurnal Psikologi Ar-Raniry

Hubungan Antara Empati Dengan Efektivitas Komunikasi Interpersonal Pada Siswa MTSN 1 Banda Aceh

Muhammad Aisar Rizqi — 2025-01-31

Empati adalah reaksi dari seseorang mengenai pengalaman yang diamati oleh individu tentang orang lain, efektivitas komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk mencapai tujuan efektivitas komunikasi interpersonal yang memuaskan bagi kedua individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan empati dengan efektivitas komunikasi interpersonal pada siswa MTsN 1 Banda Aceh. Pendekatan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan metode korelasi. Pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive sampling. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 405 siswa, sampel penelitian ini sebanyak 193 siswa. Data yang terkumpul di analisis menggunakan uji korelasi product moment dengan program SPSS 22.0. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara empati dengan efektivitas komunikasi interpersonal pada siswa MTsN 1 Banda Aceh. Koefesien korelasi sebesar r = 0,728 dengan p = 0,000 (p < 0.05) dan r² = 0,530. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara empati dengan efektivitas komunikasi interpersonal pada siswa MTsN 1 Banda Aceh artinya semakin tinggi empati maka semakin tinggi efektivitas komunikasi interpersonal sebaliknya semakin rendah empati maka semakin rendah efektivitas komunikasi interpersonal.

Hubungan Iklim Organisasi Dengan Workplace Well- Being Pada Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat

Cut Sabawa Kemala Zuhra — 2025-01-31

Iklim yang baik pada sebuah organisasi sangat mempengaruh workplace well- being yang dirasakan oleh anggota organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan workplace well-being pada Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Alat ukur penelitian ini yaitu skala iklim organisasi yang disusun berdasarkan dimensi dari Lussier (Indrasari, 2017) dan skala workplace well-being yang disusun berdasarkan dimensi dari Demo dan Paschoal (2016). Jumlah populasi sebanyak 269 pegawai Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat dengan jumlah sampel sebanyak 149 pegawai. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rho (????) sebesar 0,614 dengan p=0,00 yang menandakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara antara iklim organisasi dengan workplace well-being pada Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat. Artinya semakin tinggi iklim organisasi maka semakin tinggi workplace well-being, sebaliknya semakin rendah iklim organisasi maka semakin rendah workplace well-being pada Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat.

Hubungan Self-Regulated Learning Dengan Academic Adjustment Pada Santri di MAS Darul Ulum Banda Aceh

Fitria Arifa — 2025-01-31

Padatnya aktivitas dan tuntutan akademik yang tinggi menuntut santri memiliki kemampuan academic adjustment yang baik. Salah satu cara untuk meningkatkan academic adjustment adalah dengan mengembangkan kemampuan self-regulated learning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Academic Adjustment pada Santri di MAS Darul Ulum Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 95 santri kelas X di MAS Darul Ulum Banda Aceh dengan total populasi 132 santri. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,596 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan. Hubungan kedua variabel menunjukkan bahwa semakin tinggi self-regulated learning maka semakin tinggi pula academic adjustment. Sebaliknya semakin rendah self-regulated learning maka semakin rendah pula academic adjustment.

Hubungan Antara Kecemasan Sosial Dengan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja

Aulina Fatimatul Putri Nur Carmelita — 2025-01-31

Islam melarang perilaku berlebihan yang mengarah pada distorsi waktu dan membuang-buang waktu, seperti yang di jelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Asr ayat 1-3. Akibatnya, individu tersebut akan mengalami kerugian dan penyesalan di dunia dan akhirat. Kecemasan dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan kata khasyyah dan derivasinya, disebutkan 48 kali dalam 24 surat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecemasan sosial dengan kecanduan media sosial pada remaja di SMP Islam Sultan Agung 04 Semarang. Metode kuantitatif korelasional, melalui cluster random sampling didapatkan sampel 146 dari 343 siswa. Alat ukur menggunakan skala adaptasi, 1) Adaptasi skala kecanduan media sosial (Sahin, 2018) berisi 26 item dengan koefisien reliabilitas 0.887. 2) Adaptasi skala kecemasan sosial (La Greca and Lopez, 1998) berisi 15 item dengan koefisien reliabilitas 0.836. Hasil analisis data menggunakan teknik korelasi product moment, menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecemasan sosial dengan kecanduan media sosial pada remaja, (r_xy= 0,418) dengan taraf signifikansi 0.000 (p<0.001), hipotesis diterima. Uji Independent t jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap variabel kecanduan media sosial, menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p= 0,33) (t= -2,150). Uji t jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap variabel kecemasan sosial, menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p= 0,00) (t= -3,591).

Peran Guru dan Upaya Sekolah Dalam Menangani Kesehatan Mental Siswa di Indonesia: Tinjauan Literatur Sistematis

Dewi Marianty — 2025-01-31

Prevalensi gangguan mental pada anak dan remaja terus meningkat dan memiliki dampak yang cukup besar bagi peserta didik. Sekolah memiliki peran penting dalam merespon kesehatan mental siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran guru dan upaya sekolah dalam menangani kesehatan mental siswa. Penelitian ini menggunakan systematic literature review dengan scopus dan google scholar sebagai database. Peneliti mendapatkan 15 jurnal yang akhirnya direview dan dianalisis lebih lanjut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru memegang peranan penting untuk menjaga kesehatan mental siswa dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan. Guru juga harus dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam untuk memahami masalah kesehatan mental yang terjadi pada siswa. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam menangani kesehatan mental siswa adalah pertama, meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental siswa. Kedua, sekolah mengembangkan program pencegahan dan intervensi dini untuk mengatasi faktor risiko gangguan mental pada siswa. Ketiga, sekolah berkolaborasi dengan pihak lain dalam upaya menangani kesehatan mental siswa.